My Wedding Vendors - Part III

If you can't afford an expensive wedding, make it a memorable one
For me, wedding is a celebration of love,and to be surrounded with the ones you love and people that loves you is the essential of that celebration.

(Read My Wedding Vendors - Part I & Part II)

Gue itu kalo ikut kondangan orang tua, suka ga peduli siapa pengantinnya. Yang penting dateng, makan, ngomongin rasa makanannya, foto-foto, pulang. Lagian acara kondangan juga gitu-gitu aja, pengantin masuk, dipajang di pelaminan, disalamin, motong kue palsu, ala-ala nuang wedding wine terus tamu cuma bisa nonton aja, udah. 

Kesini-kesininya gue bilang sama diri sendiri I WON'T LET THAT HAPPEN TO ME. Gue ga mau tamu-tamu yang dateng ke pernikahan gue berkelakuan sama kaya gue kalo dateng ke kondangan orang. TIDAK!

I can't afford an expensive wedding so I have to make it memorable. How?

Limit your invitation

Which is SO RARE for Indonesian parents. Saran gue, buatlah wedding proposal yang berisi konsep pernikahan lo dalam format PDF, biar gampang jelasinnya kekeluarga. Berikut ini contoh yang gue bikin dulu, kalau mau lihat full versionnya email aja ya.


Dari proposal awal ini kenyataannya memang meleset karena jumlah tamu yang akhirnya diundang lebih dari jumlah awal yang ditentukan.

Make a Solemn Holy Matrimony

Saran ini terutama untuk yang menikah dengan cara Katolik, choir dan selebran memegang peranan penting dalam membuat suasana pemberkatan yang khusyuk dan ngena di sanubari (yelah sanubari banget, mbak?) semua yang ikut misa. 

Di gereja gue, ada satu romo yang kalo kotbah (menurut gue) nggak nyambung, dan pernah juga lihat dia mimpin misa pernikahan orang lain yang bikin gue geleng-geleng kepala... Gue nggak menemukan esensi pernikahan dari romo tersebut. 

Untuk menghindari hal-hal yang tidak kami inginkan,jadi kemarin romo-nya pun kami impor dari Jogja. Misa pernikahan kami kemarin di pimpin oleh Romo Matheus Mali, CSsR, dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang adalah temen nyokap. Romo Mali itu gaya bicaranya menenangkan.... Nyenengin banget...

Untuk choir, kami pakai dari Nafiri, salah satu anggotanya tantenya Monic. Yang nyanyi cuma 3 orang, tapi kalau nggak lihat ke tempat choir nggak akan nyangka kalau cuma 3 orang yang nyanyi. Alhamdulilah, yang ikut misa kemarin bilang padusnya bikin merinding. Heheeee.... Jangan lupa, pilih lagu-lagu yang bikin merinding. Pas prosesi masuk gue, alias pengantin wanita, gue pilih lagu This is the Day by John Rutter, lagu antar bacaan All I Ask-nya Phantom of the Opera, sama lagu The Lord Bless You & Keep You untuk prosesi sungkem.

Make your own show

Maksudnya, bikin cara yang beda dari acara wedding pada umumnya. Contohnya, saat holy matrimony gue kemarin, gue nggak mau ketemu Jarod sampai hari H, di altar. Jadi kalo biasanya di gereja itu pengantin udah ketemu duluan di luar dan masuknya bareng-bareng sama keluarga juga, kemaren gue minta WO untuk atur cara masuk. Mulai dari Bridesmaid & Groomsmen bergandengan, family, Jarod, baru terakhir gue yang masuk. Pas udah sampe di gereja bahkan gue tetep ada di mobil dan baru turun ketika semua udah di altar. Belum banyak lho pengantin yang pakai cara ini, jadi tamu akan memandang ini sebagai sesuatu yang unik, dan membekas.

Saat resepsi, gue berusaha untuk membuat semua yang ada di venue terlibat dalam perayaan lewat games dan pembacaan Marriage Advice. Kartu marriage advice dibagi sama angpao girls waktu mereka datang, nanti pada saat acara mingle akan dibaca dan disebut namanya sama MC. Oh iya, kemarin kita nggak pakai pelaminan. Setelah prosesi masuk dan pemutaran video, pengantin sama family langsung turun untuk mingle. 

Di puncak acara, kami menerbangkan lampion... Awalnya mau fireworks, tapi karena pengurusan ijin yang ribet njelimet akhirnya pake lampion aja, murah, hemat dan untung juga ga jadi, soalnya tiba-tiba rintik-rintik. 

Cut Your Budget

By mencoret hal-hal yang dirasa kurang perlu. Contoh, nambah dekor pake fresh flowers. Pakai fresh flowers tentu bakalan lebih cantik, indah, wangi, dll. Tapi, dengan waktu acara yang cuma 2 jam, nambah fresh flowers bakalan cuma buang-buang duit (kecuali kalo suami lo nggak keberatan ngeluarin ekstra 50 juta sih). Toh venue udah oke, diluar juga banyak puun sama soang berenang di danau, kurang fresh apa coba.

Decoration: Clio Decoration

Kemudian souvenir. Berapa banyak dari lo yang masih nyimpen souvenir pernikahan?

Gue mau tamu terkenang sama souvenir dari pernikahan gue, tapi tetep masih dalam budget. Kalo custom lilin atau sendok, gue ga mampu, jadi gue pakai Photo Booth. YEAY! Karena nggak mungkin kan lo nggak nyimpen foto lo sendiri, sama gebetan, temen atau pasangan. HA HA HA! 

Photo Booth: E Moment

Sementara undangan gue, hmmm... Mungkin lo belom pernah dapet undangan dari kayu, atau udah? Anyway, undangan kami custom dan di print on wood. Uniknya dapet, hemat kertasnya juga dapet. Gue belom sempet foto overall penampakan undangannya, tapi dalemnya kaya gini.



Dengan harapan, undangan ini bisa disimpan atau di pajang pada bagian I Have Found the One Whom my Soul Loves. Terus didepan amplop undangan gue tempelin wax seal yang bentuknya logo, supaya ada kesan mewah. Itu nge-seal nya sampe tangan ketetesan lilin panas, tapi gue seneng sama hasilnya. Jadi, buat yang dapet undangan ini kemarin, itu semua hasil kerja keras pengantin wanita lho....

Invitation: Fibrant.Mfg, Magelang



Share:

0 komentar